Makalah:
TOKOH FILOSOF MUSLIM
IBNU RUSYD

Diajukan Untuk Memenuhi
Tugas Makalah
Mata kuliah Filsafat Islam
Di Susun Oleh
Alfian Kaida
JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ibnu Rusyd mempunyai semangat yang tinggi dalam keilmuwan sehingga pada
masa dinasti Al Muwahidiah yang dipelopori
oleh Ibnu Tumart yang menyebut dirinya sebagai Al-Mahdi. Dia berupaya untuk
meniru golongan Fatimiyah yang berhasil mendirikan
kekaisaran Mesir dalam hal semangat memajukan filsafat mereka. Penafsiarn
mereka tentang segala keilmuwan sungguh hebat khususnya
bidang astronomi dan astrologi. Tiga orang pewarisnya, dari golongan
Al-Muwahidiah, ‘abd Al-Mu’min, Abu Ya’qub dan Abu Yusuf yang pernah mengajari
Ibnu Rusyd disebabkan semangat mereka dalam berilmu dan berfilsafat.
Pada
mulanya Ibnu Rusyd mendapat kedudukan yang baik dari Khalifah Abu Yusuf
al-Mansur (masa kekuasaannya 1184-1194 M), sehingga pada waktu itu Ibnu Rusyd
menjadi raja semua pikiran, tidak ada pendapat kecuali pendapatnya, dan tidak
ada kata-kata kecuali kata-katanya. keadaan tersebut segera berubah sebagai
akibat fitnahan dan tuduhan telah keluar dari Islam yang dilancarkan oleh
golongan penentang filsafat, yaitu para fuqaha masanya. Beruntung pengasingan tersebut tidak
berlangsung lama, Khalifah segera
berdamai denganya dan mengizinkanya untuk melanjutkan study filsafat, sesuatu
yang tentu membuat Ibnu Rusyd riang gembira. Pada 1198, Ibnu Rusyd wafat pada
usia 72 tahun.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami tuangkan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
riwayat hidup Ibnu Rusyd?
2. Apa
saja karya-karya dan pemikiran filsafatnya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Riwayat Hidup
Ibnu Rusyd
Abul Al-Walid Muhammad ibn
Ahmad ibn Rusyd lahir
di Cordova tahun 520 H. Ia berasal dari keluarga besar yang terkenal dengan
keutamaannya dan mempunyai kedudukan tinggi di Andalusia, Spanyol.
Ayahnya adalah seorang hakim dan neneknya yang terkenal dengan sebutan
(ad-Djadd) adalah kepala hakim di Cordova.
Ibnu Rusyd (1126-1198),
adalah seorang ahli hukum, ilmu hisab (arithmatic), kedokteran, dan ahli
filsafat terbesar dalam sejarah Islam dimana ia sempat berguru kepada Ibnu
Zuhr, Ibn Thufail, dan Abu Ja’far Harun dari Truxillo. Pada tahun 1169 Ibn
Rusyd dilantik sebagai hakim di Sevilla, pada tahun 1171 dilantik menjadi hakim
di Cordova. Karena kepiawaiannya dalam bidang kedokteran Ibnu Rusyd diangkat
menjadi dokter istana tahun 1182.
Ibnu Rusyd seorang yang cerdas dan berfikiran kedepan
sempat dituduh sebagai orang Yahudi karena pemikiran-pemikirannya sehingga
beliau di asingkan ke Lucena dan sebagian karyanya dimusnahkan. Doktrin
Averoism mampu pengaruhi Yahudi dan Kristen, baik barat maupun timur, seperti
halnya pengaruhi Maimonides, Voltiare dan Jean Jaques
Rousseau, maka boleh dikatakan bahwa Eropah seharusnya berhutang budi pada Ibnu
Rusyd.
B.
Pemikiran Filsafat Ibnu Rusyd
Sumbangan Ibnu Rusyd pada bidang
filsafat, kedokteran dan teologi sangatlah banyak dan hanya dapat disejajarkan dengan
sumbangan Al-Farabi dan Ibnu Sina, dua tokoh Timur yang menyaingginya. Meskipun
begitu Ibnu Rusyd lebih unggul daripada keduanya dalam tiga masalah
fundamental, yakni kemahiranya menguraikan dan menafsirkan pemiikiran
Aristoteles. Konstribusinya terhadaap bidang yurisprudensi (figh) berupa dua
buah karya penting yang salah satunya masih ada hingga kini, dan sumbanganya
yang sangat signifikan pada bidang teologi atau kalam.
Adapun beberapa pemikiran filsafat
Ibnu Rusyd adalah sebagai berikut:
A. Agama dan Filsafat
Menurut Ibnu Rusyd, Syara’ tidak bertentangan dengan
filsafat, karena filsafat itu pada hakikatnya tidak lebih
dari bernalar tentang alam empiris ini sebagai dalil adanya pencipta. Dalam hal
ini syara’pun telah mewajibkan orang untuk mempergunakan akalnya, seperti yang
jelas dalam irman Allah : “Apakah mereka tidak memikirkan (bernalar)tentang
kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah.” (Al-Araf:
185) dan firman Allah dalam surah Al-Hasyr ayat 2
yang artinya:“Hendaklah kamu mengambil Itibar (ibarat) wahai orang-orang
yang berakal”.Bernalar dan ber’itibar hanya dapat dimungkinkan dengan
menggunakan kias akal, karena yang dimaksud dengan I’tibar itu tiadak lain dari
mengambil sesuatu yang belum diketahui dari apa yang
belum diketahui.
B. Metafisika
1. Dalil wujud Allah
Dalam membuktikan adanya Allah, Ibn Rusyd menolak
dalil-dalil yang pernah dkemukakan oleh beberapa golongan sebelumnya karena
tidak sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh Syara’, baik dalam berbagai
ayatnya, dan karena itu Ibn Rusyd mengemukakan tiga dalil yang dipandangnya
sesuai dengan al-Qur’an dalam berbagai ayatnya, dan karena
itu, Ibnu Rusyd mengemukakan tiga dalil yang dipandangnya sesuai, tidak saja
bagi orang awam, tapi juga bagi orang –orang khusus yang terpelajar.
2. Dalil ‘inayah (pemeliharan)
Dalil ini berpijak pada tujuan segala sesuatu dalam kaitanya dengan manusia. Artinya segala yang ada
ini dijadikan untuk tujuan kelangsungan manusia. Pertama segala yang ada ini
sesuai dengan wujud manusia. Dan kedua, kesesuaian ini bukanlah terjadi secara
kebetulan, tetapi memang sengaja diciptakan demikian
oleh sang pencipta bijaksana.
3. Dalil Ikhtira’ (penciptaan)
Dalil ini didasarkan pada fenomena ciptaan segala makhluk
ini, seperti ciptaan pada kehidupan benda mati dan berbagai jenis hewan,
tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Menurut Ibn Rusyd, kita mengamati benda mati
lalu terjadi kehidupan padanya, Sehingga yakin adanya
Allah yang menciptakannya. Demikian juga berbagai bintang dan falak di angkasa
tunduk seluruhnya kepada ketentuannya. Karena itu siapa saja yang
ingin mengetahui Allah dengan sebenarnya, maka ia wajib mengetahui hakikat
segala sesuatu di alam ini agar ia dapat mengetahui ciptaan hakiki pada semua
realitas ini.
4. Dalil Gerak.
Dalil ini berasal dari Aristoteles dan Ibn Rusyd
memandangnya sebagi dalil yang meyakinkan tentang adanya Allah seperti yang
digunakan oleh Aristoteles sebelumnya. Dalil ini menjelaskan bahwa gerak ini
tidak tetap dalam suatu keadaan, Dan semua jenis gerak berakhir pada gerak pada
ruang, dan gerak pada ruang berakhir pada yang bergerak pada dzatnya dengan sebab penggerak pertama yang tidak bergerak
sama sekali. Akan tetapi, Ibn Rusyd juga berakhir pada kesimpulan yang
dikatakan oleh Aristoteles bahwa gerak itu qadim.
5. Sifat-sifat Allah.
Adapun pemikiran Ibn Rusyd tentang sifat-sifat Allah
berpijak pada perbedaan alam gaib dan alam realita. Untuk mengenal sifat-sifat
Allah, Ibn Rusyd mengatakan, orang harus menggunakan dua cara: tasybih dan
tanzih (penyamaan dan pengkudusan). Berpijak pada dasar keharusan pembedaan
Allah dengan manusia, maka tidak logis memperbandingkan dua jenis ilmu itu.
C.
Fisika
a. Materi dan forma
Seperti dalam halnya metafisika, ibnu rusyd
juga di juga di pengaruhi oleh Aristoteles dalam fisika. Dalam reori
Aristoteles, ilmu fisika membahas yang ada (maujud) yang mengalami perubahan
seperti gerak dan diam. Dari dasarnya itu, ilmu fisika adalah materi dan forma.
Menurut Ibn Rusyd, bahwa segala sesuatu yang
berada di bawah alam falk terdiri atas materi dan forma. Materi adalah sesuatu
yang darinya ia ada, sedangkan forma adalah sesuatu yang dengannya ia menjadi
ada setelah tidak ada.
b. Sifat-sifat
jisim.
Adapun sifat-sifat jisim ada empat macam,
yaitu:
Ø Gerak
Ø Diam
Ø Zaman
Ø Ruang
c. Bangunan alam.
Para filosof klasik mengatakan, bahwa bentuk
bundar adalah yang paling sempurna, sehingga gerak melingkar merupakan gerak
yang paling Afdol. Gerak inilah yang kekal lagi azali. Dengan sebab gerak ini,
maka jisim-jisim samawi memiliki bentuk bundar. Karena jisim-jisim ini bergerak
melingkar, maka alam semesta ini merupakan sesuatu planit yang bergerak melingkar.Dan
planit ini hanya satu saja, sehingga tidak ada kekosongan. Demikianlah alam
falak itu saling mengisi.
Jadi alam ini terdiri dari jisim-jisim samawi
yang tunggal dan benda-benda bumi yang terdiri dari percampuran emoat anasir
melalui falak-falak. Dari percampuran ini timbulah benda-benda padat, tumbuhan
hewan, dan akhirnya manusia.
4.
Manusia
Dalam masalah manusia, Ibn Rusyd juga
dipengaruhi oleh teori Aristoteles. Sebagi bagian dari alam, manusia terdiri
dari dua unsure materi dan forma.. jasad adalah materi dan jiwa adalah forma.
Seperti halnya Aristoteles, Ibnu Rusyd membuat definisi jiwa sebagai
“kesempurnaan awal bagi jisim alami yang organis.” Jiwa disebut sebagai
kesempurnaan awal untuk membedakan dengan kesempurnaan lain yangmerupakan
pelengkap darinya, seperti yang terdapat pada berbagai perbuatan. Sedangkan
disebut organis untuk menunjukan kepada jisim yang terdiri dari
anggota-anggota. Untuk menjelaskan kesempurnaan jiwa tersebut, Ibnu Rusyd
mengkaji jenis-jenis jiwa yang menurutnya ada lima:
· Jiwa Nabati
· Jiwa perasa
· Jiwa khayal
· Jiwa berfikir
· Jiwa kecendrungan
5.
Kenabian dan
Mu’jizat
Allah menyampaikan wahyu kepada umat manusia
melalui rasulnya. Dan sebagai bukti bahwa orang itu Rasul Allah, ia harus
membawa tanda yang berasal darinya, dan tanda ini disebut mukjizat. Pada
seorang rasul, mukzizat itu meliputi dua hal yang berhubungan dengan ilmu dan
yang berhubungan dengan amal. Dalam hal yang pertama, rasul itu memberitahukan
jenis-jenis ilmu dan berbagai amal perbuatan yang tidak lazim diketahui oleh
manusia. Suatu hal yang diluar kebiasaan pengetahuan manusia, sehingga ia tidak
dapat mengetahuinya adalah bukti bahwa orang yang membawanya adalah rasul yang
menerima wahyu dari Allah, bukan dari dirinya.
Ringkasnya Ibnu Rusyd membedakan dua jenis
mukjizat: mukjizat ekstern yang tidak sejalan dengan sifat dan tugas kerasulan,
seperti menyembuhkan penyakit, membelah bulan dan sebagainya. Dan mukjizat
intern yang sejalan dangan sifat dan tugas kerasulan yang membawa syariat untuk
kebahagiaan umat manuisia. Mukjizat yangpertama yang berfungsi sebagai penguat
sebagai kerasulan. Sedangkan yang kedua sebagai bukti yang kuat tentang
kerasulan yang hakiki dan merupakan jalan keimanan bagi para ulama dan orang
awamsesuai dengan kesanggupan akal masing-masing.
6.
Politik dan Akhlak
Seperti yang telah disebut oleh plato, Ibnu
Rusyd mengatkan, sebagai makhluk social, manusia perlu kepada pemerintah yang
didasarkan kepada kerakyatan. Sedangkan kepala pemerintah dipegang oleh orang
yang telah menghabiskan sebagian umurnya dalam dunia filsafat, dimana ia telah
mencapai tingkat tinggi . pemerintahan islam pada awalnya menurut Ibnu rusyd
adalah sangat sesuai dengan teorinya tentang revublik utama, sehingga ia
mengecam khalifah muawwiyah yang mengalihkan pemerintahan menjadi otoriter.
Dalam pelaksanaan kekuasaan hendaknya selalu
berpijak pada keadilan yang merupakan sendinya yang esensial. Hal ini karena
adil itu adalah produk ma;rifat, sedangkan kezaliman adalah produk kejahilan.
Ibnu Rusyd mengatakan bahwa dalam Negara
utama orang tidak memerlukan lagi kepada hakim dan dokter karena segala sesuatu
berjalan secara seimbang, tidak lebih dan tidak berrkurang.hal ini karena
keutamaan itu sendiri mengandung dalam dirinya keharusan menghormati hak orang
lain dan melakukan kewajiban.
Khusus
tentang wanita , Ibnu rusyd sangat membela kedudukannya yang sangat penting
dalam Negara. Pada hakikatnya, anita tidak berbeda dengan pria pada watak dan
daya kekuatan. Dan jikapun ada, maka itu hanya ada pada kuantitas daya dan pada
beberapa bidang saja. Dan jika dalam kerja, ia dibawa tingkat pria, tetapi
iamelebihinya dalam bidang seni, seperti music. Menurut Ibnu Rusyd, masyarakat
islam tidak akan maju, selama tidak membebaskan wanita dari berbagai ikatan dan
kekangan yang membelenggu kebebasannya.
A. eraksi edukasi
yang baik.
Untuk dapat
menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif, maka guru harus dapat
menciptakan sebuah hubungan atau interaksi yang baik dengan peserta didiknya.
Dengan interaksi yang baik, maka proses pembimbing siswa untuk mengikuti dan
selanjutnya menguasai materi pelajaran yang diberikan dapat maksimal. Interaksi
edukasi menjadi tuntutan utama bagi proses pembelajaran yang dibimbing oleh
pendidik. Dengan interaksi edukasi ini, maka terjadi komunikasi dua arah antara
pendidik sebagai fasilitator pembelajaran dan peserta didik sebagai subyek
belajarnya.
B. Interaksi
antar personal
Di dalam
proses pembelajaran terdapat dua aspek penting, yaitu pendidik dan peserta
didik. Kedua aspek ini memegang peranan penting di dalam upaya pencapaian
tujuan, dimana masing-masing memposisikan diri sebagai pendidik dan pedidik.
Pendidik adalah orang yang memberikan proses pendidikan dan pedidik adalah
orang yang menerima atau menjalani proses pendidikan. Dengan memperhatikan
konsep ini, maka setidaknya kita melihat adalah hubungan yang erat antara
pendidik dan peseta didik.
C. Interaksi
intra personal
Bahwa
peningkatan kualitas hasil proses pembelajaran pada dasarnya kembali pada visi
dan misi dasar dari setiap orang yang menjalani proses pembelajaran. Visi dan
misi merupakan landasan terkuat bagi seseorang atau organisasi dalam upaya
mencapai tujuan yang diprogramkan. Oleh karena itulah, maka di dalam upaya
mencapai peningkatan kualitas hasil pembelajaran, maka harus ada komunikasi
intern, komunikasi terhadap diri masing-masing.
Langkah ini
adalah introspeksi terhadap segala yang akan dan telah dilakukan dalam upaya
pencapaian tujuan. Introspeksi ini adalah bentuk interaksi yang paling dasar
dari banyak interaksi dalam kehidupan. Khususnya di dalam proses pendidikan dan
pembelajaran, interaksi menjadi jembatan penghubung terciptanya komunikasi yang
membawa pada peningkatan kualitas hasil proses pembelajaran.
B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan
suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan pendidik dan peserta didik atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta
didik itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar.
Interaksi dalam peristiwa
pembelajaran mempunyai arti
yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara pendidik dan peserta
didik, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya
penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai
pada diri peserta didik yang
sedang belajar.
Kegiatan belajar mengajar
secara umum dikelompokkan menjadi kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
A. Kegiatan Intrakurikuler
Kegiatan intrakurikuler
mengandung pengertian semua kegiatan sekolah yang merupakan realisasi dari
program kurikulum yang telah ditetapkan, yang berlangsung mulai pukul 07.00 –
15.00.
B. Kegiatan Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler didefinisikan sebagai
kegiatan-kegiatan peserta didik
di luar intrakurikuler yang sangat mendukung terhadap keberhasilan pembelajaran
pada kegiatan intrakurikuler.
adapun beberapaa contoh kegiatan
kokurikuler yang dapat pendidik terapkan dilingkungan sekolah adalah sebagai berikut:
1.
Outbound
Outbound
adalah kegiatan peserta didik
yang dilakukan diluar sekolah dengan
tujuan untuk melatih diri
agar mempunyai jiwa kepemimpinan,
kemandirian dan kecerdasan emosi, disamping sebagai sarana membangun ukhuwwah
antar sesama peserta didik
dan sarana refressing.
2.
Field
Study
Field
study ( belajar di lapangan/ Obyek belajar
) merupakan kegiatan peserta didik yang
dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang
didapatkan di kelas. Kegiatan field study dapat berupa pengamatan, percobaan
atau eksperimen, dan diakhiri dengan penyusunan laporan.
3.
Study Tour
Kegiatan
study tour ini dilakukan sebagai wahana bagi peserta didik untuk meningkatkan
wawasan dan pengalamannya sekaligus sebagai bekal peserta didik untuk menyusun
pembuatan laporan atau tugas akhir sekolah.
C. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan
ekstrakurikuler berarti kegiatan pembelajaran di luar program kurikulum dalam
rangka peningkatan optimalisasi potensi diri peserta didik. Kegiatan ini
dilaksanakan di waktu sore hari setelah berakhir kegiatan intrakurikuler.
C. Proses Pembelajaran
Pada Pasal 21 disebutkan bahwa: (1) Pelaksanaan proses
pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) harus memperhatikan
jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per
pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio
maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik. (2) Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan
budaya membaca dan menulis.
Adapun
persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif adalaah sebagaai berikut:
1.
Rombongan belajar
Rombongan belajar yang dimaksud adalah Jumlah maksimal
peserta didik setiap rombongan belajar,
dalam tingkatan SD/MI : 28 peserta didik,SMP/MT
: 32 peserta didik, SMA
atau sederajat : 32
peserta didik.
2.
Beban kerja
minimal guru
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok
yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta
melaksanakan tugas tambahan. Dan beban kerja guru sebagaimana dimaksud di atas
adalah sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
3.
Buku teks pelajaran
Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh
sekolah/madrasah melalui rapat guru dengan pertimbangan komite
sekolah/madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri. Dan rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik
adalah 1 : 1 per mata pelajaran.
selain
buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan, buku pengayaan, buku
referensi dan sumber belajar lainnya.
Guru juga seharusnya membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain
yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.
4. Pengelolaan kelas
Dalam pengelolaan kelas,
bertujuan agar tidak menciptakan kejenuhan dari peserta didik hal yang paling
utama dilakukan adalah penataan ruangan, misalnya tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan penyesuaian materi pelajaran
dengan kemampuan belajar peserta didik.
D. Strategi Pembelajaran
Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai ‘siasat, kiat, trik, atau
cara’. Sedang secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam
bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
Adapun strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan
pendidik dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau dengan kata lain, strategi
pembelajaran merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Menurut Prof. Pupuh Fathur Rohman dan M.
Sobry dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar menerangkan beberapa strategi
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yakni:
A.
Menjelaskan
tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajaar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru
menjelaskan mengenai tujuan yang ingin dicapainya kepada peserta didik.
B.
Memberikan
hadiah untuk peserta didik yang berprestasi.
Hal ini akan memacu semangat mereka untuk belajaar lebih giat lagi.
C.
Saingan
atau kompetisi.
Guru berusaha mengadakan perssainngan diantara peserta didiknya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
D.
Pujian.
Sudah sepantasnya peserta didik yang berprestasi untuk diberikan
penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membanngun.
E.
Hukuman.
Hukuman diberikan kepada peserta didik yang berbuat kesalaahan saat proses
belajar mengajar. Hukuman diberikan dengan harapan mau merubah diri.
F.
Membangkitkan
dorongan kepada peserta didik uuntuk belajar.
G.
Membentuk
kebiasaan belajar yang baik.
H.
Membantu
kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.
I.
Mengunakan
metode yang berfariasi, dan
J.
Menggunakan
media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaaran.
Pada buku pedoman yang lain ada beberapa strategi dalam pembelajaran
diantatanya:
A. Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching Learning)
Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching Learning) merupakan konsep pembelajaran
yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia
kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan
kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada
peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang
memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hapalan,
tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik untuk mencari tahu.
B. Bermain Peran (Role Playing)
Bermain peran
merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan
masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal
relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik. Melalui bermain peran, peserta didik
mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antar manusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga
secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan,
sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.
C. Pembelajaran Partisipatif (Participative
Teaching and Learning)
Pembelajaran
Partisipatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model
pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pembelajaran. Dengan meminjam pemikiran Knowles, (E.Mulyasa,2003)
menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu : (1) adanya keterlibatan
emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik untuk
memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar
terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
D. Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Belajar tuntas berasumsi bahwa
di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu belajar dengan baik, dan
memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar
semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara maksimal, pembelajaran
harus dilaksanakan dengan sistematis. Kesistematisan
akan tercermin dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan, terutama dalam
mengorganisir tujuan dan bahan belajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta
didik yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Proses Pembelajaran
merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan pendidik sebagai pemegang peranan utama.
Peristiwa pembelajaran banyak
berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu perwujudan proses pembelajaran dapat
terjadi dalam berbagai model.
Pembelajaran
yang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak antara lain yaitu
pembelajaran terpadu. Hal tersebut didasarkan pada perkembangan peserta didik secara holistik, berlangsung
secara terpadu (aspek dimensi satu mempengaruhi aspek dimensi yang lain). Dalam
pembelajaran terpadu pendidik
dituntut untuk memiliki kemampuan dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
yang baik.
B. Saran.
Kami meyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan kekeliruan , maka dari itu kami mengharapkan
kritikan dan saran dari semua pihak terutama kepada teman-teman mahasiswa
Universitas Alkhairaat khususnya Fakultas Agama Islam demi perbaikan penyusan
makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Konsep; Karakteristik dan Implementasi, Bandung: P.T. Remaja
Rosdakarya, 2003.
Faiq
Muhammad, Penelitian Tindakan Kelas; Perbedaan Kegiatan
Ekstra Kurikuuler, (Online),
(http://www.peneliitian
tindakan kelas.blogspot.com, 2010).
Rohman Fathur Pupuh dan Sutikno Sobry, Strategi
Belajar Mmengajar, Jakarta: P.T. Rafika
Aditama, 2010.
Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar
Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar